5 legenda bulu tangkis Indonesia yang paling ditakuti di dunia patut untuk disimak kembali. Hal ini dikarenakan keberadaan para pemain bulu tangkis tersebut, sehingga dunia bulu tangkis Indonesia semakin dilirik oleh dunia.
Ya, bulu tangkis memang menjadi salah satu olahraga andalan kesuksesan Indonesia di kancah dunia. Kini, beberapa pemain masih menunjukkan kemampuannya dengan meraih hasil bagus, seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjayasuka Mujo hingga Mohammad Asan/Hendra Setiawan.
Sebelum kedatangannya, ada juga beberapa pemain bulu tangkis yang sudah menjadi legenda di Indonesia, dan kekuatannya sudah diakui dunia. siapa mereka? Berikut 5 legenda bulu tangkis Indonesia yang paling ditakuti di dunia.
- Rudy Hartono
Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang paling ditakuti di dunia adalah Rudy Hartono. Dia telah mencapai semua jenis kemanisan saat masih menjadi pemain bulu tangkis yang aktif.
Rudy tampil di tiga nomor berbeda, Tunggal Putra, Ganda Putra, dan Ganda Campuran. Selama itu ia memenangkan 23 gelar, termasuk delapan gelar All England.
Pada tahun 1982, Rudy masuk dalam Guinness Book of World Records dengan skor manisnya. Dengan rentetan hasil tersebut, tak heran jika Rudy Hartono menjadi salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang paling ditakuti di dunia.
- Susi Susanti
Di urutan keempat ada nama Susi Susanti. Dia adalah andalan kesuksesan Indonesia di tunggal putri. Salah satu prestasi Susi yang paling membanggakan adalah meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Selain itu, Susi Susanti telah memenangkan empat Kejuaraan All England. Tak heran, ia menjadi ratu bulu tangkis.
Ketika Susi memulai karirnya pada tahun 1989, ia memenangkan Indonesia Open. Selain itu, dengan keuletan dan keuletannya, Susi turut menyumbangkan trofi Piala Sudirman kepada tim Indonesia untuk pertama kalinya, yang belum pernah terulang. Ia juga mulai merajai dunia bulu tangkis putri dengan menjuarai All England Championship sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.
Puncak karir Susi bisa dikatakan terjadi pada tahun 1992, ketika ia menjadi juara tunggal putri bulu tangkis di Olimpiade Barcelona. Susi menjadi peraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade. Uniknya, pacarnya Alan Budikusuma juga sukses menyabet gelar juara tunggal putra saat itu, sehingga media asing menjulukinya sebagai “Olympic Brides”. Julukan ini menjadi kenyataan pada 9 Februari 1997.
Susi kembali meraih medali, kali ini perunggu, di Olimpiade Atlanta 1996, AS. Selain itu, Suzie juga pernah meraih Piala Uber bersama Uber Indonesia pada tahun 1994 dan 1996. Sepanjang karirnya, ia meraih puluhan kemenangan seri Grand Prix.
Susi dikenal karena ketenangannya dalam berkompetisi, meski tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Semangat gigih Suth juga selalu berhasil membuat para pendukungnya percaya bahwa Suth akan berhasil.
- Liem Swie King
Lalu ada Lin Ruijin. Dia adalah legenda bulu tangkis Indonesia yang telah meraih sukses besar di tunggal putra. Berbagai gelar telah diraihnya seperti All England, Asian Games, Thomas Cup dan masih banyak lagi.
Berbagai prestasi membuktikan kualitas Lin Ruijin. Dia bahkan dihormati dengan penghargaan Hall of Fame oleh Badminton World Federation (BWF).
- Taufik Hidayat
Kemudian Tawfik Hidayat. Ia juga menjadi andalan prestasi bulu tangkis Indonesia, khususnya tunggal putra. Yang paling berkesan adalah medali emas di Olimpiade Athena 2004.
Berkat skill Taufik Hidayat yang luar biasa, ia bahkan masuk dalam daftar 4 besar tunggal putra dunia berjuluk Fantastic Four. Taufik bergabung dengan Lin Dan (Tiongkok), Lee Chong Wei (Malaysia) dan Peter Gade (Denmark) dalam daftar ini. Taufik yang baru berusia 17 tahun juga telah memukau dunia.
- Lilyana Natsir
Namanya Lilyana Natsir. Dia adalah legenda bulu tangkis Indonesia dari bidang ganda campuran. Dia mendapatkan hasil yang baik dengan mitra baru Vidianto dan Tontowi Ahmed.
Berbagai prestasi manis pernah diraih Liliana Nasir bersama Nova Widianto, antara lain medali perak Olimpiade Beijing 2008, medali emas Olimpiade.
Momen Liliyana meraih medali emas terasa lebih spesial. Pasalnya, kebetulan terjadi pada 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan berbagai prestasinya, Lilyana Natsir menjadi pemain yang disegani lawan-lawannya. Sekarang, banyak pemain mengincar dia karena mereka ingin menjadi sebaik dia.
- Alan Budikusuma
- Pemain bulu tangkis dan pasangan seumur hidup Susi Susanti yang menjadi nama rumah tangga di tahun 90-an. Pasalnya, ia pernah meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Allen lahir di Surabaya pada tanggal 20 Maret 1968. Ketertarikannya pada bulu tangkis dimulai pada usia tujuh tahun. Pada usia delapan tahun, ia bergabung dengan klub bulu tangkis Rajavari Surabaya.
Pada usia 15 tahun, ia bergabung dengan salah satu klub bulu tangkis terbesar, PB Djarum. (1) Pada tahun 1985, pada usia 17 tahun, ia memenangkan Kejuaraan Tunggal Putra Grup Junior Jakarta Terbuka.
Pada tahun 1989, dia menang lagi di Thailand Terbuka. Usai meraih medali emas di Olimpiade Barcelona, prestasinya terus menanjak. Pada tahun 1996, ia memenangkan Piala Thomas di Hong Kong.
- Icuk Sugiarto
Ada yang unik dari legenda ini, jika kekuatan atlet lain adalah tipikal. Icuk Sugiarto memiliki keunikan dalam tipe permainan bertahannya.
Icuk Sugiarto adalah salah satu talenta bulu tangkis terbaik di Indonesia. Sebelum pensiun pada 1989, Ikuk Sugiarto menjadi andalan sukses Indonesia di tunggal putra.
Di klub pertamanya, kemampuan Icuk mulai berkembang perlahan. Melihat kemampuan bulu tangkis Ikuk yang di atas rata-rata, manajer tim akhirnya membawa Ikuk ke Akademi Olahraga Ragunan di Jakarta untuk berlatih. Di Jakarta, Icuk menyelesaikan studinya di Sekolah Menengah Nasional Ragunan.
Selama berlatih di Jakarta, Ikuk terus meningkatkan kemampuan bulutangkisnya hingga akhirnya meraih juara internasional pada tahun 1979, saat Ikuk meraih juara pertama tunggal putri ASEAN.
Selain tunggal, Icuk juga beberapa kali bermain di nomor ganda. Menurut p2k.um-surabaya.ac.id, Icuk menjuarai Kejurnas 1980 dan Indian Open 1981 di nomor ganda. ganda.
Puncak karir Icuk Sugiarto datang pada tahun 1983 ketika ia memenangkan kejuaraan dunia. Saat itu, Ikuk berhadapan dengan Lin Ruijin, pebulu tangkis senior asal Indonesia.